Menteri Amran Ingin Bantuan Alsintan Bebas Korupsi

By Admin


nusakini.com - Jakarta - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menginginkan penyaluran bantuan alat mesin pertanian (alsintan) bebas dari korupsi sehingga penyalurannya tepat sasaran dan sesuai keinginan petani. Untuk itu. Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) guna membantu mengawasi penyaluran salah satu komponen input pertanian tersebut.

Menteri Amran mengatakan, sejak 2015 Kementan telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerjasama dengan KPK untuk mengawasi anggaran dan program Kementan. KPK juga telah menempatkan stafnya dan berkantor di Kementan, sehingga semua kegiatan di Kementan diawasi, termasuk juga diawasi bersama oleh Satgas Pangan.

"Saya ingin Kementan terbebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Saya mengundang tim KPK, sebenarnya KPK sudah berkantor di sini. Semua diawasi, termasuk alsintan, saya ingin penyalurannya tepat sasaran, sesuai keinginan petani," kata Amran di Jakarta, Selasa (25/9/2018).

Mentan Amran mengatakan itu usai menggelar pertemuan dengan KPK dan Komite II Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Kantor Kementan. Pertemuan tersebut untuk membahas anggaran dan kinerja program Kementan.

Penyaluran alsintan dilakukan berdasarkan Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) yang diajukan daerah. Pengajuan oleh Dinas Pertanian tersebut mengacu pada spesifikasi kebutuhan petani dan lelang dilakukan provinsi, bukan Kementan. Di pemerintah pusat memang ada pengawasan, hanya saja saat ini terdapat 500-ribuan kelompok petani di Tanah Air.

Saat ini, penyaluran alsintan juga telah meningkat hingga 2.000% karena Kementan mengirimkan ratusan ribu unit. "Ini kami lakukan karena tanpa mekanisasi atau tanpa alsintan maka pertanian nasional tidak mungkin bersaing dengan negara lain. Mekanisasi bisa menurunkan biaya produksi 30-40%, juga mempercepat masa tanam dan panen, artinya bermanfaat besar. Paradigma lama diubah menjadi paradigma baru, pertanian tradisional menuju pertanian baru," kata Amran.

Mentan Amran mempersilakan apabila ada penyelewengan anggaran Kementan, terutama menyangkut program bantuan kepada petani, segera dilaporkan. Kementan akan segera melakukan tindakan dengan memecat oknum Kementan yang menyelewengkan anggaran tersebut.

"Kalau ada desas-desus, ada masalah, tahu orangnya, langsung sampaikan ke saya. Pernah ada oknum di Ditjen Hortikultura, saya tahu dijadikan tersangka pukul 9, saya langsung pecat pukul 10. Ada staf di Ditjen Peternakan (PKH) yang mengaku dekat dengan saya, menggunakan nama saya dengan stempel palsu, meminta uang di daerah Rp 150 juta, pukul 7 saya tahu, pukul 10 masuk kerja, pukul 11 saya pecat Nggak pakai peringatan, langsung saya pecat," kata Amran.

Pendapat serupa, kata Amran, juga disampaikan Komite II DPD RI. Bersama Komite II DPD RI, Kementan berdiskusi tentang pencapaian kinerja Kementan dan tindak lanjut ke depan. "Nanti akan didampingi, mengawal mimpi kita menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada 2045. Saat ini, ekspor kita meningkat, komoditas yang tadinya tidak ekspor sudah ekspor," katanya.

Di tempat yang sama, Ketua Komite II DPD RI Muhammad Aji Mirza Wardana mengatakan, pihaknya siap mendukung program dan kegiatan Kementan. Komite II DPD RI menyampaikan apresiasi atas program Kementan yang berhasil dan memberi dampak nyata luar biasa "Karena kami mewakili daerah, kami siap support pelaksanaan program Kementan di daerah. Kami berharap kerja sama Kementan dengan DPD RI bisa berlangsung dengan baik," kata Aji Mirza.

Produksi Jagung

Sementara Dirjen Tanaman Pangan Kementan Sumarjo Gatot Irianto mengatakan, hingga saat ini tidak ada kendala dalam produksi jagung nasional. Meski harga jagung naik, namun itu masih dalam batas wajar dan merupakan kesempatan petani menikmati keuntungan. Sebelumnya, sekitar 2-3 bulan lalu harga jagung di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara justru anjlok. "Kami kurang tahu kenaikan harga jagung karena apa. Di tingkat petani kami dengar harganya agak baik. Kami juga minta petani supaya harga jangan dikerek setinggi-tingginya, kami belum tahu petani mengerek seperti apa, karena kami urusannya produksi," ujar dia.

Dia menuturkan, prospek produksi jagung saat ini sangat menjanjikan karena pemerintah telah menyetop impor komoditas tersebut Dampaknya, saat ini luas tanam jagung bertambah, apabila didukung bantuan Kementan untuk penambahan areal tanam baru. "Penambahan areal pertanaman baru terutama dilakukan dengan memanfaatkan lahan di bawah tegakan pohon kelapa, kelapa sawit, dan pekarangan rumah, yang memang belum ditanami jagung," ungkap Gatot

Mengacu angka ramalan I (Aram I), kata Gatot produksi jagung tahun ini bisa mencapai 28 juta ton pipilan kering. Musim tanam tahun ini, luas tambah tanam baru ada sekitar 2,80 juta hektare (ha). Tahun lalu, luas tanam ada 4 juta ha namun tambah tanam barunya 3 juta ha. Tahun ini, Kementan juga telah menyalurkan 1.000 unit pengering multifungsi guna menolong pascapanen jagung petani. "Jadi, pasokannya banyak, cukup. Kalau harga tidak semata-mata pasokan, distribusi panen juga berpengaruh. Kalau panen di Maluku, panen di Sulawesi, tentu berbeda dengan panen di Jawa. Karena ada aspek logistiknya. Kemudian kalau panen di daerah agak remote, bagaimana pengeringnya?" kata Gatot. (b/ma)